Rabu, 15 Oktober 2014
Sistem Bahan Bakar
SISTEM BAHAN BAKAR
1) Sistem
Bahan Bakar
Sistem
bahan bakar adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mencampur udara dan bahan
bakar selanjutnya mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke
ruang bakar.
Dilihat
dari cara pemasukan campuran bahan bakar dan udara tersebut terdapat dua macam.
1. Cara
pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara dihisap. Cara
pertama biasa disebut sistem bahan bakar konvensional
2. Cara
kedua masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara diinjeksikan.
2) Komponen
Sistem Bahan Bakar Mekanik
Komponen
sistem bahan bakar konvensional terdiri dari :
a. Tangki
bahan bakar.
b. Saluran
bahan bakar.
c. Saringan
bahan bakar.
d. Pompa
bahan bakar.
e. Karburator.
3) Fungsi
Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
a). Tangki
bahan bakar.
Bagian ini berfungsi untuk
menampung bahan bakar bensin. Umumnya tangki bahan bakar terbuat dari lembaran
baja yang tipis. Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakkan di bagian
belakang kendaraan untuk mencegah bocoran apabila terjadi benturan.
b). Saluran
bahan bakar
Pada saluran bahan bakar terdapat
tiga buah saluran bahan bakar yaitu :
- Saluran
utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa bahan bakar.
- Saluran
pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari karburator ke tangki.
- Saluran
uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari dalam tangki bahan
bakar.
c). Saringan
bahan bakar
Berfungsi untuk menyaring kotoran
atau air yang mungkin terdapat di dalam bensin. Dalam saringan terdapat elemen
yang berfungsi untuk menghambat kecepatan aliran bahan bakar, mencegah masuknya
air dan kotoran masuk ke karburator. Partikel kotoran yang besar mengendap di
dasar saringan, sedang partikel yang kecil disaring oleh elemen.
d). Pompa
bahan bakar
Pompa bahan bakar ini berfungsi
untuk memompa bensin dari tangki bensin kedalam karburator.
f. Karburator
Karburator adalah komponen pada sistem bahan bakar yang berfungsi untuk mencampur bensin
dengan udara dengan menggunakan perbandingan tertentu.
Adapun
macam-macam karburator adalah sebagai berikut :
(1) Dilihat
dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi 3 yaitu meliputi :
(a) Karburator
dengan venturi tetap (fixed venturi). Karburator
dengan venturi tetap (fixed venturi) dewasa ini masih banyak digunakan karena
konstruksinya sederhana.
(b) Karburator
variable venturi. Karburator variable venturi menggunakan sistem dimana permukaan
venturi dikontrol sesuai dengan banyaknya udara yang dihisap.
(c) Karburator
air valve venturi Pada karburator air valve venturi, membukanya air valve
dikontrol dengan besarnya udara yang dihisap. Konstruksinya berbeda dengan
karburator variable venturi, tetapi cara kerjanya sama.
(2) Dilihat
dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar :
(a) Karburator
arus turun
Pada
karburator arus turun, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar adalah ke
bawah (down draft). Karburator jenis ini banyak digunakan karena tidak ada
kerugian gravitasi.
(b) Karburator
arus datar
Pada
karburator arus datar, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar adalah ke
samping (side draft). Karburator tersebut pada umumnya digunakan pada mesin
yang memiliki output yang tinggi.
(3) Dilihat
dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:
(a) Karburator
single barel.
Pada karburator single barel,
semua kebutuhan bahan bakar pada berbagai putaran mesin dilayani oleh satu
barel. Padahal pada putaran mesin rendah, diameter venturi yang besar akan
lebih lambat menghasilkan tenaga dibanding diameter venturi yang kecil.
(b) Karburator
double barel
Pada
putaran rendah, karburator double barel cepat menghasilkan tenaga (output)
karena yang bekerja hanya primary venturi yang mempunyai diameter venturi
kecil. Pada putaran tinggi, baik prymary maupun secondary venturi bekerja
bersama-sama sehingga output yang dicapai akan tinggi karena total diameter
venturinya besar.
e). Prinsip
Kerja Karburator
Prinsip
dasar karburator sama dengan prinsip pengecatan dengan penyemprotan.
Pada saat udara ditiup melalui
bagian ujung pipa penyemprot, tekanan di dalam pipa akan turun (rendah).
Akibatnya cairan yang ada di dalam tabung akan terhisap keluar dan membentuk
partikel-partikel kecil saat terdorong oleh udara. Semakin cepat aliran udara,
maka semakin rendah tekanan udara pada ujung pipa sehingga semakin banyak
cairan bahan bakar yang keluar dari pipa.
f). Cara
Kerja Karburator
Untuk
memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat beberapa sistem yaitu :
(1) Sistem
pelampung
(2) Sistem
Stasioner dan Kecepatan Lambat
(3) Sistem
Kecepatan Tinggi Primer
(4) Sistem
Kecepatan Tinggi Sekunder
(5) Sistem
Tenaga (Power System)
(6) Sistem
Percepatan
(7) Sistem
Cuk
(8) Mekanisme
idel cepat
(9) Hot
Idle Compensator
(10) Anti
Dieseling
(11) Deceleration Fuel Cut Off
System
Untuk mempermudah dalam analisa kerusakan atau
gangguan yang disebabkan karburator, maka perlu diuraikan atau dijelaskan
masing-masing sistem yang ada pada karburator.
(1) Sistem
Pelampung
Sistem
pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan bakar pada ruang
pelampung selalu konstan. Pada ruang pelampung terdapat pelampung (float) dan
jarum pelampung (needle valve).
(2) Sistem
Stasioner dan Kecepatan lambat
Pada
saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir dari ruang pelampung
melalui primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer jet, dan akhirnya ke
ruang bakar melalui idle port.
Kemudian
pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup gas akan membuka lebih lebar
sehingga aliran bahan bakar dari ruang pelampung tersebut masuk ke ruang bakar
selain melalui idle port juga melalui slow port.
(3) Sistem
kecepatan Tinggi Primer
Pada
saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang pelampung
langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer). Sementara dari idel
port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada
idel port dan slow port lebih rendah dari pada di daerah prymary main nozle.
Pada
saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang pelampung
langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer). Sementara dari idel
port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada
idel port dan slow port lebih rendah dari pada di daerah prymary main nozle.
(4) Sistem
Kecepatan Tinggi Sekunder
Pada
saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas sekunder (secondary throttle valve)
terbuka sehingga bahan bakar keluar selain dari nosel utama primer juga melalui
nosel utama sekunder. Dengan demikian jumlah bahan bakar yang masuk lebih
banyak lagi, karena dari kedua nosel mengeluarkan bahan bakar.
(5) Sistem
Tenaga
Prymary
high system mempunyai perencanaan untuk pemakaian bahan bakar yang ekonomis.
Apabila mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar, maka harus ada tambahan
bahan bakar ke prymary high speed system. Tambahan bahan bakar disuplai oleh power sistem
(sistem tenaga) sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi kaya (12-13 :
1).
Apabila katup gas
hanya terbuka sedikit, kevakuman pada intake manifold besar, sehingga power
piston akan terhisap pada posisi atas. Hal tersebut akan menyebabkan power
spring (B) menekan power valve sehingga power valve tertutup.
Apabila
katup gas dibuka lebih lebar, maka kevakuman pada intake manifold akan
berkurang sehingga kevakuman tersebut tidak mampu melawan tegangan pegas power
valve (spring A). Akibatnya power piston akan menekan power valve sehingga
saluran power jet terbuka. Pada keadaan seperti ini bahan bakar disuplai dari
prymary main jet dan power jet.
(6) Sistem
Percepatan
Pada
saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, katup gas akan membuka secara
tiba-tipa pula, sehingga aliran udara akan menjadi lebih cepat. Sementara bahan
bakar mengalir lebih lambat karena berat jenis bahan bakar lebih rendah dari
pada udara sehingga campuran menjadi kurus. Padahal pada keadaan tersebut
dibutuhkan campuran yang kaya. Untuk itu pada karburator dilengkapi dengan
sistem percepatan.
Pada saat pedal
gas diinjak secara tiba-tiba, plunger pompa akan bergerak turun menekan bahan
bakar yang ada di ruangan di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar akan
mendorong outlet steel ball dan discharge weight, sehingga bahan bakar keluar melalui
pump jet menuju ruang bakar.
Setelah
melakukan penekanan, plunger pump kembali ke posisi semula karena adanya pegas
yang ada di bawah plunger pompa.Akibatnya bahan bakar yang ada di ruang pelampung terhisap melalui inlet
steel ball.
(7) Sistem
Cuk
Pada
saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan
sebagian campuran udara dan bahan bakar yang mengalir akan mengembun pada
dinding intake manifold karena intake manifold dalam keadaan dingin. Keadaan
tersebut akan mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar menjadi kurus
sehingga mesin sukar hidup. Sistem cuk membuat campuran udara dan bahan bakar
menjadi kaya (1:1) yang disalurkan ke dalam silinder apabila mesin masih
dingin. Ada dua sistem cuk yang biasa digunakan pada karburator yaitu sistem
cuk manual dan sistem cuk otomatis.
(a) Sistem Cuk Manual
Pada
sistem cuk manual untuk membuka dan menutup katup cuk digunakan linkage yang
dihubungkan ke ruang kemudi. Apabila pengemudi akan membuka atau menutup katup
cuk cukup menarik atau menekan tombol cuk yang ada pada instrumen panel
(dashboard)
(b) Sistem Cuk Otomatis
Pada
sistem cuk otomatis, katup cuk membuka dan menutup secara otomatis tergantung
dari temperatur mesin. Pada umumnya sistem cuk otomatis yang digunakan pada
karburator ada dua macam yaitu : sistem pemanas dari exhaust dan sistem
electric.
(8) Mekanisme
Idel Cepat
Mekanisme
idel cepat diperlukan untuk menaikkan putaran idel pada saat mesin masih dingin
dan katup cuk dalam keadaan menutup.
Apabila
katup cuk menutup penuh dan katup throttle ditekan sekali, kemudian dibebaskan,
maka pada saat yang sama, fast idel cam yang dihubungkan dengan cuk melalui rod
berputar berlawanan arah jarum jam. Kemudian fast idel cam menyentuh cam
follower yang dihubungkan dengan katup throttle sehingga katup throttle akan membuka
sedikit.
(9) Hot
Idel Compensator (HIC)
Apabila
kendaraan berjalan lambat dan temperatur di sekelilingnya tinggi, maka
temperatur di dalam komponen mesin akan naik. Hal tersebut akan menyebabkan
bahan bakar dalam ruang pelampung banyak yang menguap dan masuk ke intake
manifold. Akibatnya campuran udara dan bahan bakar menjadi gemuk sehingga
memungkinkan putaran idel kasar. Oleh karena itu pada karburator perlu
dilengkapi dengan HIC untuk mengatasi masalah tersebut.
Pada
saat temperatur mesin naik, maka bimetal membuka thermostatic valve, sehingga
udara dari air horn mengalir ke dalam intake manifold melalui saluran udara
dalam flange sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi normal kembali.
Katup thermostatic mulai membuka apabila temperatur di sekeliling elemen
bimetal telah mencapai 55˚ C dan akan membuka penuh pada temperatur 75˚ C.
(10) Anti
Dieseling
Dieseling
adalah berputarnya mesin setelah kunci kontak dimatikan. Meskipun kunci kontak
telah dimatikan, mesin masih bisa hidup karena pada ruang bakar ada panas (bara
api). Terjadinya proses pembakaran bukan karena nyala api dari busi, tetapi
dari tumpukan karbon (deposit) yang membara. Adapun cara kerja anti dieseling
adalah sebagai berikut :
Apabila kunci kontak di ON kan, maka arus akan
mengalir dari baterai ke solenoid sehingga selonoid akan menjadi magnit.
Akibatnya katup tertarik sehingga saluran pada economiser jet terbuka dan bahan
bakar dapat mengalir ke idle port. Setelah kunci kontak dimatikan, arus yang ke
solenoid tidak ada sehingga kemagnitannya hilang. Akibatnya katup solenoid
turun ke bawah karena adanya pegas sehingga saluran pada economiser jet
tertutup. Dengan demikian tidak akan terjadi dieseling karena bahan bakar tidak
dapat mengalir ke idle port.
(11) Deceleration
Fuel Cut-Off System
Pada
saat deselerasi, throttle valve akan menutup rapat sementara putaran mesin
masih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar
lebih banyak sehingga campuran menjadi gemuk. Untuk itu pada karburator perlu
dilengkapi dengan “Deceleration Fuel Cut-Off System“ yang berfungsi menutup
aliran bahan bakar dari slow port sehingga konsentrasi CO dan HC dapat
diturunkan.
Selama
pengendaraan normal dengan putaran mesin di bawah 2000 rpm, solenoid valve pada
posisi ON. Pada saat ini saluran bahan bakar pada slow port terbuka karena
solenoid mendapat masa dari Emission Control Computer.
Apabila
putaran mesin mencapai 2000 rpm atau lebih, Emission Control
Computer akan menghubungkan arus solenoid ke masa melalui vacuum switch. Pada
saat ini vacuum switch pada posisi ON karena vacuum pada TP port lebih kecil
dari 400 mmHg.
Apabila
pada putaran mesin di atas 2000 rpm, kemudian pedal gas tiba-tiba dilepas
(deselerasi) maka vacuum pada TP port akan lebih besar dari 400 mmHg, vacuum
switch akan OFF dan solenoid valve tidak mendapat masa sehingga solenoid valve
menutup saluran bahan bakar yang ke slow port.
Apabila
putaran mesin mencapai 2000 rpm , maka solenoid valve akan mendapat masa dari
emission control computer kembali sehingga saluran bahan bakar yang ke slow
port dan idle port terbuka dan bahan bakar akan mengalir kembali. Hal tersebut
untuk mencegah mesin mati dan mempertahankan agar mesin dapat hidup pada
putaran idle.
Sumber referensi; http://ardismkn7.blogspot.com/2013/06/sistem-bahan-bakar-bensin.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar